Sebagai rumah bagi setidaknya 300 kelompok etnis, Indonesia adalah tempat percampuran budaya yang beragam, masing-masing dengan kepribadian khasnya sendiri. Dari Bali yang terkenal di dunia hingga komunitas kuno yang terpencil, temukan budaya paling unik di Indonesia yang harus Anda ketahui.
Asmat
Popularitas ukiran kayu ikonik Asmat menjadikan mereka sebagai kelompok etnis paling terkenal dari Papua, sebuah negeri yang jauh di mana begitu banyak aspek yang masih belum dijelajahi oleh dunia luar.
Di sisi lain, suku Asmat terkenal sebagai suku kanibalisme, secara tradisional hidup telanjang di pohon dan memotong kepala orang sebagai ritual.
Sementara praktik berdarah kini hilang, suku etnis mempertahankan kerajinan simbolis mereka yang dalam yang masih bercerita tentang klan keji yang membakar daging musuh mereka sambil mengisi udara dengan requiem gelap.
Badui
Banyak orang hanya memandang Badui sebagai komunitas yang terpencil dan terbelakang, padahal sebenarnya, filosofi mereka yang mendalam dan rumitlah yang menahan mereka untuk tidak menerima apa yang disebut gaya hidup modern.
Orang-orang Badui adalah orang-orang yang mencintai bumi yang mencoba melakukan yang terbaik untuk melestarikan hutan yang mereka tinggali, bahkan jika itu berarti membatasi diri dari kegiatan elektronik, kendaraan, dan industri.
Banyak yang akan berpikir bahwa hidup akan membosankan tanpa smartphone dan TV, tetapi itu tidak terjadi pada orang Badui. Mereka menjalani kehidupan bertani yang sangat aktif dan produktif, menjelajahi, dan menciptakan kerajinan tenun yang terkenal.
Dieng
Orang-orang Dieng tinggal di dataran tinggi yang menakjubkan dengan nama yang sama, sebuah situs bersejarah di atas awan dengan pemandangan alam yang memukau.
Mereka adalah bagian dari komunitas kuno dengan seperangkat keyakinan yang unik, salah satunya mengelilingi festival budaya yang mengumpulkan ribuan orang setiap tahun, Festival Budaya Dieng.
Budaya menyaksikan fenomena aneh dari anak-anak dengan rambut gimbal alami yang tidak mungkin, dan mereka dianggap sebagai simbol berkat kemakmuran. Anak-anak tidak dilahirkan dengan rambut gimbal, tetapi sebaliknya, secara misterius mengembangkan mereka.
Anak-anak ini, yang diyakini sebagai perwujudan leluhur mereka, berada di pusat masyarakat, serta festival. Dieng berasal dari dialek lokal Di Hyang yang berarti “tempat tinggal para dewa”, sebuah kepercayaan yang tercermin dalam reruntuhan kuil yang diperkirakan pernah menjadi kompleks besar dengan setidaknya 400 bangunan.
Toraja
Budaya yang menarik dan sistem kepercayaan (kebanyakan seputar kematian) membuat budaya ini dikenal luas karena praktik aneh yang sering melibatkan mayat, persembahan hewan, dan kuburan.
Orang Toraja menjadikannya urusan mutlak untuk mengadakan upacara pemakaman yang meriah dan megah, terkadang lebih dari yang mereka mampu. Mereka percaya bahwa upacara ini penting untuk memastikan orang yang mereka cintai perjalanan yang mulus ke akhirat.
Setahun sekali, sebuah festival berlangsung yang melibatkan mayat-mayat yang dikeluarkan dari kuburan mereka dan dimandikan, dirawat, dan diajak berjalan-jalan di sekitar lingkungan itu, seolah-olah masih hidup. Di masa lalu, beberapa turis bahkan melaporkan bahwa mayat-mayat itu bisa berjalan sendiri!
Tengger
Suku Tengger hidup di sekitar Gunung Bromo, salah satu objek wisata paling banyak dikunjungi di Indonesia. Upacara Kaskada mereka yang menakjubkan menambah keindahan gunung berapi yang indah, ketika persembahan hasil panen dan unggas dilemparkan ke kawah gunung, diikuti dengan pertunjukan budaya yang menawan di desa.
Budaya ini begitu menyatu dengan daya tarik sehingga taman nasional yang meliputi Gunung Bromo dinamai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Legenda beredar tentang bagaimana komunitas kuno adalah keturunan pangeran Kerajaan Majapahit yang melarikan diri dari kerajaan mereka untuk menghindari serangan dari kerajaan Muslim.
Bali
Mungkin budaya Indonesia yang paling terkenal, orang Bali diberkahi dengan pulau yang indah yang telah menarik jutaan wisatawan internasional setiap tahun. Namun budaya yang mempesona dan terpelihara dengan baik yang membuat wisatawan datang kembali untuk mendapatkan lebih banyak.
Orang Bali telah menjaga keseimbangan antara merangkul kehidupan modern dan melestarikan adat istiadat nenek moyang mereka, menghasilkan komunitas yang menarik. Sebagai komunitas Hindu terbesar di Indonesia, orang Bali mengabdikan diri untuk praktik keagamaan mereka, mulai dari persembahan sehari-hari hingga upacara pemakaman ngaben.
Karena terbiasa dengan turis yang berkerumun di tanah mereka, orang Bali juga sangat ramah, memungkinkan wisatawan untuk mengambil bagian dalam banyak ritual menawan mereka.
Lebih dari sekadar komunitas spiritual, orang Bali juga dikenal sebagai seniman terkemuka – generasi perajin perak, penari tradisional, pemahat kayu, pelukis, dan banyak lagi.
Bugis
Hidup di semenanjung besar Sulawesi, mayoritas orang Bugis adalah pelaut tangguh dan nelayan. Mungkin warisan mereka yang paling terkenal adalah Pinisi, kapal tradisional anggun yang dikatakan telah mengarungi tujuh lautan, meskipun dibangun dengan tangan dan tanpa menggunakan perekat.
Sebagai artefak penting bagi kehidupan Bugis, kapal ini kaya dengan simbol dan kebiasaan. Kerajinan Pinisi dimulai dengan ritual yang rumit, dari memilih tanggal untuk mengumpulkan bahan, mengusir roh-roh sebelum memotong kayu, untuk mendirikan papan dan berlayar untuk pertama kalinya.
Fitur unik lain dari budaya ini adalah pengakuan mereka atas lima jenis kelamin: cis-jantan, cis-betina, dukun androgini, trans-jantan, dan trans-betina.